Makassar, Tribun - Tiga mahasiswa sekolah pelayaran di Makassar tewas setelah melakukan pesta minuman keras (miras) oplosan. Dua adalah mahasiswa Akademi Ilmu Pelayaran Indonesia (AIPI) Makassar dan seorang kini mengambil brevet pelayaran di Politeknik Ilmu Pelayaran (PIP) Makassar.
Ketiganya tewas sejak Jumat (12/3) malam namun baru ketahuan oleh aparat keamanan setelah keluarga salah seorang korban melapor ke Polsek Tallo, Sabtu (13/3). Ketiga korban bernama Sudirman (25), Yusli (25), dan Imran (25).
Kapolsek Tallo AKP Ahmad Maryadi yang ditemui di ruang kerjanya, Minggu (13/3), mengatakan, kasus ini terungkap setelah salah seorang paman Sudirman bernama Mustadim (50) melaporkan kejadian yang menimpa kemenakannya itu. Maryadi mengatakan, kejadian tersebut berawal ketika mereka bersama sejumlah rekannya yang sama-sama mahasiswa melakukan pesta minuman keras di Jl Barukang III tak jauh dari terowongan, Kamis (13/3) malam.
Bukan hanya di tempat itu, mereka melanjutkan pestanya ke tempat karaoke di kawasan Jl Boulevard, Panakkukang, dan sebuah sebuah tempat di Jl Cenderawasih. setelah puas, mereka pulang. Praktis, mereka melakukan pesta minuman keras di tiga tempat dalam semalam.
Mabuk Berat
Usai minum-minum, Sudirman pulang ke rumah pamannya, Mustadim. Menurut Mustadim, saat pulang, Sudirman sudah mabuk berat. Diperkirakan, dia pulang saat sudah subuh. Dia sudah tidak sempat masuk ke dalam rumah dan hanya tergeletak di depan rumah. Di sekitarnya berserakan sisa muntahannya.
Mustadim lalu membawanya ke dalam rumah. Setelah itu, dia meninggalkannya karena menyangka hanya mabuk biasa. Selama di Makassar, Sudirman lebih banyak tinggal di Asrama PIP Makassar. Dia hanya sekali-kali ke rumah Mustadim. Kedua orangtua Sudirman tinggal di Bulukumba.
"Saya meninggalkannya untuk pergi berdagang karena saya mengira mabuk biasa. Setelah pulang dari berdagang, saya melihat dia menggigil," kata Mustadim saat ditemui di rumahnya, kemarin.
Karena melihat kondisi Sudirman tak kunjung membaik, Mustadim lalu membawanya ke Puskesmas Tallo, sekitar pukul 11.00 wita. Saat itu, suhu badan Sudirman cukup tinggi. "Kami hanya diberi obat oleh petugas di puskesmas. Setelah itu, saya bawa Sudirman kembali ke rumah," katanya.
Menurut Mustadim, petugas di puskesmas juga mengira Sudirman hanya mabuk biasa. Setiba di rumah, Mustadim memakasa Sudirman makan nasi beberapa suap sebelum minum obat yang diberikan oleh pegawai puskesmas.
Setelah itu, Sudirman tinggal di dalam kamar dan tetap dalam kondisi belum pulih. Beberapa saat kemudian, Mustadim menengok Sudirman. Dia langsung panik kerena melihat keponakannya itu kejang-kejang dan di mulutnya keluar busa. Tak lama kemudian, Sudirman meninggal dunia. Atas anjuran pihak keluarganya, dia lalu melapor ke polisi.
Satuan Reskrim Polsek Tallo lalu melakukan pengembangan. Ternyata, dia menemukan bahwa ada dua rekan Sudirman juga tewas, yaitu Yusli dan Imran. Namun, keduanya berada di luar wilayah Polsek Tallo yaitu Polsek Makassar dan Biringkanaya. Sednagkan tempat kejadian berada di wilayah Polsek Ujungtanah.
Maryadi mengatakan, informasi yang diperoleh di lapangan, Sudirman melakukan pesta miras oplosan tersebut bersama lima rekannya yang juga mahasiswa AIPI. Sudirman juga alumnus AIPI. Mereka memiminum minuman beralkohol bermerek Mention dicampur Coca-Cola dan sejumlah obat-obatan.
Tiga lainnya belum diketahui nasibnya. "Kita tidak mendapat informasinya karena keluarga korban yang lain tidak melapor ke polisi," katanya.
Jenazah Dijemput
Jenazah Sudirman sudah dijemput oleh orangtuanya lalu dibawa ke Bulukumba. Dia dikuburkan di daerah kelahirannya itu.
Sedangkan dua korban lainnya, juga sudah diserahkan ke keluarnganya. Kapolsek Ujungtanah yang juga menangani masalah ini, AKP Muhammad Basri, mengakui, memang menerima informasi tersebut. Basri menangani kasus ini karena tempat kejadian memang berada di wilayahnya itu.
"Kami belum mengidentifikasi para korban dan kawannya yang turut minum bersama mereka. Kami juga tidak melanjutkan kasus tersebut karena tidak ada dari pihak keluarga mereka yang menuntut," katanya. Aparat kepolisian menduga korban keracunan zat kimia. Namun tidak diketahui jenisnya.
Sebelumnya, dua warga Jl Rappocini yang berpropesi sebagai tukang becak juga tewas seelah menegak minuman oplosan. Minum murah meriah, memabukkan, dan mematikan itu, memang kerap dikonsumsi oleh kalangan bawah yang ingin menikmati efek alkohol yang memabukkan dengan biaya murah.(cr3)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar